Posted by : naufa sahiroh Sabtu, 21 Januari 2017


MEMAHAMI Q.S. AL-HUJURAT : 10-13



       BAB I      
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Toleransi adalah sikap yang paling penting dalam kehidupan kita. Dalam hidup ini, kita tidak bisa hidup sendiri tetapi memerlukan bantuan dari orang lain. Banyaknya macam-macam agama yang masuk di Negara Indonesia, menjadikan kita harus memiliki sikap toleransi.
Kita harus menjalin persaudaraan meskipun bersama orang yang berbeda Suku, Agama, Bangsa, Bahasa, Warna kulit dan Adat istiadat. Karena Negara Indonesia termasuk Negara yang menjunjung tinggi asas Bhineka Tunggal Ika, yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dari hal tersebut, kita akan membahas tentang MEMAHAMI QS. AL-HUJURAT : 10-13 yang berhubungan dengan menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa bunyi QS. Al-Hujurat : 10-13 ?
2.      Apa saja Mufradat dari QS. Al-Hujurat : 10-13 ?
3.      Bagaimana Penjelasan dari QS. Al-Hujurat : 10-13 beserta contohnya ?
4.      Bagaimana Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3  Manfaat Penulisan
Dalam malakah ini di harapkan memberi banyak manfaat untuk pembaca sebagai ilmu tambahan tentang toleransi dan etika pergaulan dalam QS. Al-Hujurat : 10-13. Serta agar kita bisa bertoleransi terhadap sesama umat manusia di Negara kita.
1.4  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bunyi QS. Al-Hujurat : 10-13
2.      Untuk mengetahui Mufradat yang ada di QS. Al-Hujurat : 10-13
3.      Untuk mengetahui penjelasan dari QS. Al-Hujurat : 10-13
4.      Untuk mengetahui contoh dari penjelasan dari QS. Al-Hujurat : 10-13
5.      Untuk mengetahui penerapan dalam kehidupan sehari-hari



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 QS. AL-Hujurat : 10-13



 
 

 
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." – (QS.49:10). "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk, sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." – (QS.49:11). "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu, memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang." – (QS.49:12). "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal." – (QS.49:13)








2.2 Mufradat dari QS. Al-Hujurat :10-13
Terjemah
Lafal
Terjemah
Lafal
Dosa
Janganlah suatu kaum mengolok-olok
Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
Boleh jadi
Janganlah ada diantara kamu yang menggunjing
Janganlah kamu saling mencela
Tentu kamu merasa jijik
Saling memanggil
Agar kamu saling mengenal
Dengan gelar-gelar

2.3 Penjelasan/Isi kandungan QS. Al-Hujurat :10-13
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara. Meskipun berbeda bangsa, adat, warna kulit, bahasa, kedudukan, social-ekonomi, tetapi mereka itu satu ikatan persaudaraan islam. Oleh karennya sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa peraudaraan yang kokoh sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Kandungan ayat 11 merupakan konsekuensi logis dari makna yang terkandung pada ayat 10. Pada ayat 10 orang mukmin itu bersaudara, maka konsekuensinya orang-orang mukmin tidak boleh saling mengolok-olok. Sebab boleh jadi orang-orang mukmin yang diperolok-olok itu lebih baik dari oarng yang mengolok-olok. Demikian juga orang mukminah.
Olok-olok disini dapat berupa ejekan atau perkataan, sindiran dan kelakar yang bersifat merendahkan diri atau menghinanya. Itu semua dapat menimbulkan pertengkaran atau perkelahian. Oleh karena itu Allah melarang orang-orang mukmin saling memperolok-olok yang lain agar terbina persaudaraan, kesatuan, persatuan dikalangan orang mukmin.
Pada ayat 11 juga orang mukmin dilarang mengolok-olok diri sendiri. Ahli tafsir menjelaskan mengolok-olok diri sendiri maksudnya mengolok sesama mukmin karan antara sesama muslim itu satu tubuh. Begitupun di ayat ini Allah melarang orang mukmin memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk. Yaitu sebutan yang tidak disukai oleh orang yang dipanggil atau digelarinya. Seperti memanggil orang beriman dengan panggilan “hai Fasik” atau “hai Kafir”. Dalam ayat ini Allah memperingatkan kepada orang yang berbuat kesalahan harus segera taubat.
Masih dalam kerangka membina persaudaraan orang-orang mukmin. Dalam ayat 12 Allah melarang orang-orang yang beriman cepat berperasangka. Sebab sebagian perasangka itu adalah dosa, karena itu harus di jauhi. Dalam ayat ini juga Allah melarang oarng mukmin mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing, menceritakan keburukan orang lain (ghibah).Allah menggambarkan orang yang begitu bagaikan seseorang yang makan daging mentah, yang sebenarnya dia sendiri tidak menyukainya.
Al-Qur’an surat al-hujarat ayat 13 menegaskan kepada semua manusia bahwa ia diciptakan Allah dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menciptakan manusia secara pluralistic, beraneka bangsa, suku, bahasa, budaya dan warna kulit. Keanekaragaman dan kemajemukan manusia seperti itu adalah bukan untuk berpecah belah, saling membanggakan kedudukan, yang satu lebih terhormat dari yang lainnya akan tetapi supaya saling mengenal, bersilaturahmi, berkomunikasi, saling member dan menerima. Suatu hal penting bahwa semua manusia itu sama di hadapan Allah, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Contoh dalam surat al hujarat ayat 10-13 :
Abu bakar Ash-siddiq, beliau persaudarakan dengan haritsah bin zaid. umar bin khottob, beliau bersaudara dengan itbah bin malik. demikian dengan sahabat yang lainnya.
Rasulullah yang mempersaudarakn kaum muhajirin (dari mekkah ) dan kaum ansar (penduduk asli madinah).
2.4 Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.    Sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh, meskipun berbeda bahas, suku bangsa, adat kebiasaan, tingkat ekonomi-sosial tetapi mereka satu ikatan persaudaraan.
2.    Sesama orang mukmin tidak boleh mengolok-olok, mengejek, menghina satu sama lainnya.
3.    Sesama orang mukmin tidak boleh memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk.
4.    Orang mukmin dilarang berburuk sangka.
5.    Orang mukmin harus mengikuti perintah untuk sadar dan mengakui bahwa disisi Allah SWT semua manusia sama kedudukannya, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya.







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Qs. Al-Hujurat ayat 10 – 13 menjelaskan bahwa semua orang mukmin adalah bersaudara. Dan Allah melarang orang-orang yang beriman cepat berprasangka, sebab sebagian prasangka adalah dosa sehingga kita harus menjauhi berprasangka tersebut. Allah juga menegaskan kepada semua manusia bahwa allah menciptakan manusai beraneka ragam yang bertjuan untuk saling mengenal dan ukuran kemuliaan di sisi Allah adalah Ketaqwaan seseorang.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © random talk - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -