Archive for Januari 2017
MEMAHAMI Q.S. AL-HUJURAT : 10-13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Toleransi adalah sikap yang
paling penting dalam kehidupan kita. Dalam hidup ini, kita tidak bisa hidup
sendiri tetapi memerlukan bantuan dari orang lain. Banyaknya macam-macam agama
yang masuk di Negara Indonesia, menjadikan kita harus memiliki sikap toleransi.
Kita harus menjalin persaudaraan
meskipun bersama orang yang berbeda Suku, Agama, Bangsa, Bahasa, Warna kulit
dan Adat istiadat. Karena Negara Indonesia termasuk Negara yang menjunjung
tinggi asas Bhineka Tunggal Ika, yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dari
hal tersebut, kita akan membahas tentang MEMAHAMI QS. AL-HUJURAT : 10-13 yang
berhubungan dengan menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
bunyi QS. Al-Hujurat : 10-13 ?
2.
Apa
saja Mufradat dari QS. Al-Hujurat : 10-13 ?
3.
Bagaimana
Penjelasan dari QS. Al-Hujurat : 10-13 beserta contohnya ?
4.
Bagaimana
Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3
Manfaat Penulisan
Dalam
malakah ini di harapkan memberi banyak manfaat untuk pembaca sebagai ilmu
tambahan tentang toleransi dan etika pergaulan dalam QS. Al-Hujurat : 10-13.
Serta agar kita bisa bertoleransi terhadap sesama umat manusia di Negara kita.
1.4 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bunyi QS.
Al-Hujurat : 10-13
2. Untuk mengetahui Mufradat yang
ada di QS. Al-Hujurat : 10-13
3. Untuk mengetahui penjelasan dari
QS. Al-Hujurat : 10-13
4. Untuk mengetahui contoh dari
penjelasan dari QS. Al-Hujurat : 10-13
5. Untuk mengetahui penerapan dalam
kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
QS. AL-Hujurat : 10-13
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." – (QS.49:10). "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk, sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." – (QS.49:11). "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu, memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang." – (QS.49:12). "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal." – (QS.49:13)
2.2 Mufradat
dari QS. Al-Hujurat :10-13
2.3 Penjelasan/Isi kandungan QS. Al-Hujurat :10-13
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa
orang-orang mukmin adalah bersaudara. Meskipun berbeda bangsa, adat, warna
kulit, bahasa, kedudukan, social-ekonomi, tetapi mereka itu satu ikatan
persaudaraan islam. Oleh karennya sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa peraudaraan
yang kokoh sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Kandungan ayat 11 merupakan
konsekuensi logis dari makna yang terkandung pada ayat 10. Pada ayat 10 orang
mukmin itu bersaudara, maka konsekuensinya orang-orang mukmin tidak boleh
saling mengolok-olok. Sebab boleh jadi orang-orang mukmin yang diperolok-olok
itu lebih baik dari oarng yang mengolok-olok. Demikian juga orang mukminah.
Olok-olok disini dapat berupa ejekan
atau perkataan, sindiran dan kelakar yang bersifat merendahkan diri atau
menghinanya. Itu semua dapat menimbulkan pertengkaran atau perkelahian. Oleh
karena itu Allah melarang orang-orang mukmin saling memperolok-olok yang lain
agar terbina persaudaraan, kesatuan, persatuan dikalangan orang mukmin.
Pada ayat 11 juga orang mukmin
dilarang mengolok-olok diri sendiri. Ahli tafsir menjelaskan mengolok-olok diri
sendiri maksudnya mengolok sesama mukmin karan antara sesama muslim itu satu
tubuh. Begitupun di ayat ini Allah melarang orang mukmin memanggil orang mukmin
lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk. Yaitu sebutan yang tidak disukai
oleh orang yang dipanggil atau digelarinya. Seperti memanggil orang beriman
dengan panggilan “hai Fasik” atau “hai Kafir”. Dalam ayat ini Allah
memperingatkan kepada orang yang berbuat kesalahan harus segera taubat.
Masih dalam kerangka membina
persaudaraan orang-orang mukmin. Dalam ayat 12 Allah melarang orang-orang yang
beriman cepat berperasangka. Sebab sebagian perasangka itu adalah dosa, karena
itu harus di jauhi. Dalam ayat ini juga Allah melarang oarng mukmin
mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing, menceritakan keburukan orang
lain (ghibah).Allah menggambarkan orang yang begitu bagaikan seseorang yang
makan daging mentah, yang sebenarnya dia sendiri tidak menyukainya.
Al-Qur’an surat
al-hujarat ayat 13 menegaskan kepada semua manusia bahwa ia diciptakan Allah
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menciptakan manusia secara
pluralistic, beraneka bangsa, suku, bahasa, budaya dan warna kulit.
Keanekaragaman dan kemajemukan manusia seperti itu adalah bukan untuk berpecah
belah, saling membanggakan kedudukan, yang satu lebih terhormat dari yang
lainnya akan tetapi supaya saling mengenal, bersilaturahmi, berkomunikasi,
saling member dan menerima. Suatu hal penting bahwa semua manusia itu sama di
hadapan Allah, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya kepada Allah
SWT.
Contoh
dalam surat al hujarat ayat 10-13 :
Abu
bakar Ash-siddiq, beliau persaudarakan dengan haritsah bin zaid. umar bin
khottob, beliau bersaudara dengan itbah bin malik. demikian dengan sahabat yang
lainnya.
Rasulullah
yang mempersaudarakn kaum muhajirin (dari mekkah ) dan kaum ansar (penduduk
asli madinah).
2.4 Penerapan Dalam Kehidupan
Sehari-hari
1.
Sesama
orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh, meskipun berbeda
bahas, suku bangsa, adat kebiasaan, tingkat ekonomi-sosial tetapi mereka satu
ikatan persaudaraan.
2. Sesama orang mukmin tidak boleh
mengolok-olok, mengejek, menghina satu sama lainnya.
3. Sesama orang mukmin tidak boleh
memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk.
4. Orang mukmin dilarang berburuk
sangka.
5. Orang mukmin harus mengikuti
perintah untuk sadar dan mengakui bahwa disisi Allah SWT semua manusia sama
kedudukannya, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Qs.
Al-Hujurat ayat 10 – 13 menjelaskan bahwa semua orang mukmin adalah bersaudara.
Dan Allah melarang orang-orang yang beriman cepat berprasangka, sebab sebagian
prasangka adalah dosa sehingga kita harus menjauhi berprasangka tersebut. Allah
juga menegaskan kepada semua manusia bahwa allah menciptakan manusai beraneka
ragam yang bertjuan untuk saling mengenal dan ukuran kemuliaan di sisi Allah
adalah Ketaqwaan seseorang.